Senin, 23 Mei 2011

Menyikapi Teror dan Cuci Otak NII

Bendera Negara Islam Indonesia (NII) berupa simbol bulan bintang di atas dasar warna merah putih, hampir tak pernah berkibar. Namun jejak gerakan ini timbul tenggelam, dan kini seantero negeri kembali digegerkan oleh rentetan peristiwa yang diduga kuat berkaitan dengan NII. Teror bom buku dan rencana bom di Serpong, Tangerang, mengiringi geger aksi hipnotis, cuci otak, dan penculikan mahasiswa di kampus-kampus. Pepi Fernando, dalang teror bom itu, sudah ditangkap. Para korban cuci otak pun memberi kesaksian.

Dua dari empat mahasiswa Universitas Airlangga sebagai korban cuci otak, mengaku telah menyetor dana untuk “perjuangan NII” masing-masing Rp 30 juta. Sementara enam mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang tekor Rp 100 juta. Menurut catatan, mahasiswa ITB paling banyak direkrut oleh jaringan NII. Sasaran dan metode perekrutan melalui tiga cara, yaitu pendekatan dari pintu ke pintu untuk masyarakat umum, lewat iming-iming pekerjaan untuk kalangan buruh, dan melalui kegiatan diskusi untuk mahasiswa di kampus.

Konon, gerakan yang diproklamasikan oleh Sekarmadji Kartosuwirjo itu sekarang beranggotakan 360 ribu orang (160 ribu di Jakarta dan 200 ribu di luar Ibu Kota). Menurut pengamat terorisme, Sidney Jones, teror bom oleh Pepi dan aksi cuci otak merupakan dua hal yang berbeda. Dua gerakan ini mencerminkan faksi-faksi dalam NII. Pepi diduga anggota Faksi Tahmir yang bergerak di bidang teror. Sedangkan penculikan dan cuci otak merupakan penipuan oleh Komandemen Wilayah (KW) 9 yang dipimpin oleh Panji Gumilang alias Abu Toto.

Di lain pihak, para pimpinan NII membantah keras penggunaan cara-cara hipnotis, cuci otak, dan kekerasan dalam perekrutan anggota. Presiden NII Sensen Komara menegaskan, NII tidak pernah menjaring anggota lewat hipnotis dan cuci otak. Menteri Perencanaan Pembangunan Lukman Hakim menyatakan, NII tidak pernah memaksa orang untuk menjadi anggota, sebaliknya mengajarkan akhlak yang baik dan tidak bermusuhan. Fakta dan keterangan yang berbeda ini menimbulkan dugaan NII telah dimanfaatkan atau ada stigmatisasi NII.

Kesimpulan yang tepat masih harus diperkuat bukti-bukti. Ketiadaan bukti perbuatan makar membuat kepolisian belum bisa membawa NII ke ranah hukum. Penindakan baru dilakukan atas pelaku teror dan kriminal seperti penculikan. Namun, alat negara wajib menjamin rasa aman masyarakat. Karena itu, pemerintah perlu mencegah dan mengatasi jatuhnya korban lebih banyak. Begitu pula pimpinan perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk melindungi jiwa dan talenta mahasiswanya. Caranya bukan dengan membakar lumbung.

Kegiatan diskusi dan pembinaan keagamaan di kampus tidak boleh hilang, justru harus ditingkatkan. Konon, pelaku cuci otak tidak akan merekrut mahasiswa yang sudah aktif dalam kegiatan lain. Diskusi dan pembinaan mental sebaiknya lebih terintegrasi dalam kegiatan akademik yang melibatkan seluruh mahasiswa. Orang tua juga tidak perlu panik, waspada saja kalau anaknya minta uang dalam jumlah besar. Mahasiswa sudah bisa berpikir rasional. Mereka cukup diingatkan untuk memahami persoalannya dan lebih berhati-hati.

Jumat, 08 April 2011

TINJAUAN FACEBOOK MENURUT ISLAM (terkait kehebohan yang terjadi di dunia maya akhir-akhir ini)

KELUARKAN PENDAPATMU?????.....ADA PERNYATAAN GINI...FIENDS...
Ngomong-ngomong soal dunia maya, tentu kamu nggak asing dengan situs Facebook. Situs yang diklaim sebagai media jaringan social ini konon disebut-sebut sebagai pengganti situs Friendster. Nggak aneh sih memang kalo ada yang bilang kayak gitu. Toh, Friendster dan Facebook memang fungsinya sama sebagai media komunikasi. Hanya saja, Facebook memiliki lebih banyak fasilitas yang memanjangkan penggunaannya daripada Friendster. Jadi inget nih, sama email yang masuk ke Fata, “Dulu ketika muncul Friendster, orang ramai-ramai gunakan situs ini. Eh sekarang ada Facebook, banyak orang bondong-bondong pindah ke Facebook.” Seperti itu kali ya, kegemparan Facebook hingga dikatakan “banyak orang berbondong-bondong pindah ke Facebook.” Memangnya ada apa dengan Facebook?..
LIHAT DULU FACEBOOK
Kayaknya, nggak perlu terlalu detil-detil amat jelasin tentang Facebook. Toh, penjelasan singkatpun sudah bisa untuk melacak apa itu Facebook. Perlu kamu ketahui aja, kalo Facebook itu situs jaringan social yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 (Wikipedia.org). Nah, situs ini pertama kali di desain oleh mahasiswa Harvard Universty keturunan Yahudi bernama Mark Zuckerberg. Si pendesain konon adalah mahasiswa yang aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. Sekedar info, Alpha Epsilon Pi adalah perkumpulan mahasiswa yang bertujuan mencetak kader-kader tangguh pemimpin bangsa Yahudi di kemudian hari. Jadi, Mark Zuckerberg juga bisa dikatakan calon pemimpin Yahudi mendatang donk? Tapi belum tentu jadi Perdana Mentri Israel lho…
Saat kemunculan Facebook, sebenarnya nggak ada yang memprediksi akan bisa meledak seperti sekarang ini. Kok bisa sih? Coba kita runut dech. Awalnya, Facebook hanyalah situs komunitas. Keanggotaan awal hanyadibatasi bagi siswa Harvard College. Terus, karena adanya permintaan, dalam dua bulan berikutnya keanggotaannya diperluas ke sekolah-sekolah di wilayah Boston, Rochester, Stanford, NYU, dan Northwestern. Penambahan demi penambahan terus berlanjut hingga setiap orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas kayak edu, .ac. dan uk bisa menikmati layanan Facebook. Hingga juli 2007, tercatat ada 34 juta anggota aktif. Dalam sehari, foto yang dikirim ke situs ini bisa mencapai 8,5 juta buah. Banyak kan?
FACEBOOK: OH YES?!
Dengan Facebook, banyak orang memang bisa mendapatkan keuntungan. Kamu juga? Tali silaturahmi yang sudah lama putus bisa terjalin indah kembali dengan Facebook. Kan dengan begitu, kita jadi tahu kondisi temen kita yang jauh di negeri seberang or seberang rumah. Kangen pun gak harus mahal dan capek lagi. Kalo HP kamu cuma melepaskan rindu dengan suara, Facebook bisa melepaskan rindumu pada teman or keluarga dengan foto. Lebih riil kali ya, pikir sebagian orang.
Dan keuntungan lain, kamu bisa tahu banyak hal or peristiwa-peristiwa penting di tempat lain tanpa harus pergi ke tempat peristiwa. Contohnya, teman kamu baru saja terkena musibah kecelakaan. Nah, dengan Facebook, dalam sekejap kamu bisa mendapatkan informasi itu plus menyebarkan ke teman yang lain tanpa menghabiskan pulsa dan capek mencet tombol HP. Oiya, foto teman kamu yang sedang sakit juga bisa kamu dapatkan dari Facebook. Kamu juga bisa tukar pikiran dan pendapat biar tambah pintar melalui Facebook. Cuma, kalo mau tukar pendapatan kayaknya nggak bisa, he..he
FACEBOOK: OH NO?!
Yang namanya dunia maya itu memang nggak selamanya menawarkan keuntungan. Jika mau jujur, Facebook lebih menawarkan kerugian yang dahsyat dibandingkan memberikan keuntungan. Pernah suatu ketika ada seorang ibu yang hamper saja bercerai gara-gara keranjingan Facebook. Kenapa koq bisa begitu? Soalnya, si ibu ini sering melalaikan tugasnya demi Facebook. Suaminya sering nggak dapat perhatian karena si istri lebih khusyuk di depan meja computer. Si anak sering mengeluh gara-gara umi-nya nggak masak dan malas jemput sekolah. Dan yang lebih parah, si ibu mengalami masalah kesehatan karena terlalu lama duduk di kursi tanpa pergerakan yang berarti.
Facebook yang awalnya dibuat agar orang-orang mudah berkomunikasi kadang justru diselewengkan. Contoh kongkritnya begini. Ada saja orang yang usil ngaku cewek padahal dia termasuk kaum Adam. Nah, untuk lebih meyakinkan kalo dia memang cewek tulen, dipajanglah foto cewek cakep. Entah dari mana asalnya. Orang yang nggak tahu, biasanya dari kalangan cowok, akhirnya ngajak kenalan dan ngobrol ngalor ngidul. Setelah gitu, muncullah pikiran-pikiran kotor (baca:piktor) dari orang yang ngajak ngobrol tadi. Jika sudah begini, “pembohong” tadi puas banget.
Belum lagi, Facebook juga membuat kantong jadi tipis. Betapa banyak orang keranjingan Facebook harus mengeluarkan ratusan ribu rupiah Cuma untuk bayar ongkos internet. Coba kalo uang itu digunakan untuk bantu saudara-saudara kita di Palestina, jadi lebih bermanfaat kan? So, benar kalo ada yang bilang kalo Facebook bikin mata hati tertutup. Bagaimana tidak? Banyak saudara muslim yang menderita malah enak-enakan main Facebook. Keterlaluan nggak kalo gitu?
LEBIH BIJAK LAGI…
Yang namanya Iptek pasti ada nilai positif dan negatifnya. Tinggal kitanya yang kudu pinter dalam menyelaraskan dengan nilai syariat. Seperti dalam hal membuat, memasang, dan berkirim foto dalam fasilitas ini. Islam telah menegaskan bahwa orang yang paling pedih siksanya adalah para pelukis gambar bernyawa. Nah, terkait dalam fasilitas Facebook ini yang biasa memasang dan berkirim foto perlu kiranya dihindari berkirim gambar makhluk bernyawa karena bisa dianalogikan sebagai pembuat makhluk bernyawa itu.
Itu baru satu tinjauan syariat saja. Masih banyak lagi, seperti aspek pemborosan dan kesia-siaan mesti dihindari. Prinsip Islam yang disabdakan oleh Rasulullah perlu kita pegangi. “Diantara tanda baiknya keislaman seseorang ia akan meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” Termasuk dalam hal ini bukan?
Yang jelas, iptek kudu disikapi dengan bijak. Penggunaannya pun mesti ditimbang dengan agama. Karena agama ini hanya menginginkan banyaknya manfaat yang dipetik umatnya ketimbang mudharat. So gunakan fasilitas iptek tanpa menerjang pagar syariat. Ok?
 
BAGAIMANA PENDAPAT SAUDARA-SAUDARAKU??...

Kamis, 31 Maret 2011

Gejolak Dunia Arab Tak Pengaruhi ADIBF


Annida-Online-- Meskipun satu per satu negara-negara Arab bergejolak, namun hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali terhadap  pameran buku internasional di Abu Dhabi (15-20/3). Buktinya, Mesir yang gejolaknya paling parah justru mengirimkan penerbit lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya!
Seperti yang dikatakan manajer KITAB (perusahaan pencetus ADIBF), Monika Krauss, yang merasa puas dengan pelaksanaan Abu Dhabi International Book Fair (ADIBF) ke 21 ini. Menurutnya, Abu Dhabi Fair tahun ini terlaksana dengan lebih lancar, lebih mudah, dan sebagai indikator utama kesuksesan, tentu lebih sedikit keluhan. Bahkan sangat sedikit!
Masih berkaitan dengan gejolak di hampir semua negeri Arab dan pembatalan Mesir Book Fair di awal tahun kemarin, ada beberapa kekhawatiran Mesir tidak dapat berpartisipasi dalam Abu Dhabi Book Fair tahun ini. Namun kenyataannya, pameran buku kali ini benar-benaar menjadi surganya buku! Tahun ini terdapat lebih banyak penerbit Mesir dan lebih banyak lagi buku dari Mesir daripada di tahun sebelumnya. Atmosfir kegembiraan penerbit Mesir justru sangat berasa dan menular ke penerbit lain.
"Kegembiraan mereka termotivasi oleh kebebasan, kebebasan berbicara, dan keragaman," ujar Krauss.
Bukan hanya itu, yang baru di pameran buku tahun ini dan di dunia arab, ialah dengan adanya pojok ilustrator. "Selama ini, desain sampul dan grafis sebuah buku tidak pernah dianggap penting di negara-negara Arab. Namun kini, ada satu kesenangan baru dan kesadaran bahwa masyarakat juga masih menilai buku dari sampulnya," tambah Krauss. [nurjanah/ sumber: www.publishersweekly.com]